KELOMPOK
Faturrahman L
Fadel pratama
Reski
Abd.Rahmat
Pendahuluan
•Mengapa potensi wisata yang dipilih layak dikunjungi?
Karena potensi wisata ini sangat erat hubungannya dengan sejarah masa lalu kabupaten Sinjai saat melawan penjajah Belanda
•Apa yang menjadi daya tariknya?
Daya tarik utama wisata ini adalah kemegahan benteng dan strukturnya yang sangat kental dengan nuansa Eropa dan Bugis
Ulasan
Nah jika di Makassar ada Benteng Rotterdam dan Somba Opu, di kabupaten Sinjai ada Benteng Balangnipa yang merupakan salah satu benteng terbesar di Sulawesi Selatan, dan menjadi bukti sejarah dan rekam jejak masa lalu.
Kemegahan dan kekokohan Benteng Balangnipa dimulai sejak awal abad XVI sekitar tahun 1557 oleh KerajaanTellulimpoe (Lamatti,Tondong,Bulo-bulo) yang pada awal pembangunannya hanya terbuat dari batu Gunung yang ditempel dengan lumpur dari Sungai Tangka. Bentuk dan struktur bangunan Benteng yang menghadap ke utara dimana melintang Sungai Tangka yang bermuara antara Teluk Bone dengan pusat Kota Sinjai.
Pada akhirnya benteng ini pun turut merasakan dentuman meriam penjajah Belanda dalam sejarah perjuangan terbesar yang dikenal dengan nama Rumpa’na Mangngara Bombang yang terjadi pada tahun 1859-1961. Karena kekuatan dan peralatan perang KerajaanTellulimpoe tidak sebanding dengan yang dimiliki oleh Belanda, Benteng Balangnipa akhirnya berhasil direbut oleh pasukan Belanda.
Pada tahun 1864 – 1868 Benteng ini pun kembali dibangun oleh Belanda dengan sentuhan arsitektur khas Eropa yang hingga kini bangunannya masih tetap bertahan.
Memasuki benteng ini seperti membawa alam pikiran ke masa lalu, Apalagi model dan material dalam bangunan benteng tersebut masih asli sehingga pengunjung bisa benar-benar merasakan jaman Belanda.
Benteng Balangnipa Sinjai (Foto : Dok. Wisatasulawesi.com)
Jika berkunjung ke tempat ini pengunjung bisa mendapatkan gambaran tentang sejarah kedatangan Belanda di Sulawesi Selatan. Terlebih lagi beberapa bukti sejarah yang masih tersimpan seperti meriam, peralatan makan, gudang penyimpanan senjata, atau ruang para prajurit menjadi daya tarik yang jarang bisa ditemukan di tempat lain. Maka tak heran jika Benteng Balangnipa kerap dikunjungi wisatawan baik domestik maupun mancanegara.
Sekilas benteng ini juga memiliki berbagai macam misteri dengan kerapnya terdengar rintihan tangisan serta tabuhan gendang perang serta suara ringkikan kuda. Namun selain itu, juga konon yang sering muncul adalah suara mahluk yang menyerupai pasukan sedang melakukan aktivitas baris berbaris.
Kendati suasana mistik sangat nampak jika berada di dalam benteng ini, namun sejumlah pengunjung mengaku tetap menyukai benteng ini. Mereka umumnya datang berkunjung sekedar untuk melepas penat bersama keluarga dan selebihnya datang untuk menyaksikan sejumlah bangunan kuno ini.
Berlama-lama di tempat ini sambil memperhatikan setiap sudutnya memberikan kesan tersendiri bagi pengunjung. Bukan lagi musuh yang akan dilihat dengan berada di tempat bersejarah ini, melainkan perasaan lepas dan perjalanan kilas balik pada tempo doeloe.
Benteng Balangnipa yang terletak di Kelurahan Balangnipa, Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan masih kokoh berdiri tegak dan telah menjadi obyek daya tarik wisata dengan keindahan taman, spesies burung seriti yang ribuan mengelilinginya serta dijadikannya sarana pertunjukan hiburan bagi masyarakat dengan seni, budaya dan penelitian.
Kemegahan dan kekokohan Benteng Balangnipa dimulai sejak awal abad XVI sekitar tahun 1557 oleh KerajaanTellulimpoe (Lamatti,Tondong,Bulo-bulo) yang pada awal pembangunannya hanya terbuat dari batu Gunung yang ditempel dengan lumpur dari Sungai Tangka. Bentuk dan struktur bangunan Benteng yang menghadap ke utara dimana melintang Sungai Tangka yang bermuara antara Teluk Bone dengan pusat Kota Sinjai.
Pada akhirnya benteng ini pun turut merasakan dentuman meriam penjajah Belanda dalam sejarah perjuangan terbesar yang dikenal dengan nama Rumpa’na Mangngara Bombang yang terjadi pada tahun 1859-1961. Karena kekuatan dan peralatan perang KerajaanTellulimpoe tidak sebanding dengan yang dimiliki oleh Belanda, Benteng Balangnipa akhirnya berhasil direbut oleh pasukan Belanda.
Pada tahun 1864 – 1868 Benteng ini pun kembali dibangun oleh Belanda dengan sentuhan arsitektur khas Eropa yang hingga kini bangunannya masih tetap bertahan.
Memasuki benteng ini seperti membawa alam pikiran ke masa lalu, Apalagi model dan material dalam bangunan benteng tersebut masih asli sehingga pengunjung bisa benar-benar merasakan jaman Belanda.
Benteng Balangnipa Sinjai (Foto : Dok. Wisatasulawesi.com)
Jika berkunjung ke tempat ini pengunjung bisa mendapatkan gambaran tentang sejarah kedatangan Belanda di Sulawesi Selatan. Terlebih lagi beberapa bukti sejarah yang masih tersimpan seperti meriam, peralatan makan, gudang penyimpanan senjata, atau ruang para prajurit menjadi daya tarik yang jarang bisa ditemukan di tempat lain. Maka tak heran jika Benteng Balangnipa kerap dikunjungi wisatawan baik domestik maupun mancanegara.
Sekilas benteng ini juga memiliki berbagai macam misteri dengan kerapnya terdengar rintihan tangisan serta tabuhan gendang perang serta suara ringkikan kuda. Namun selain itu, juga konon yang sering muncul adalah suara mahluk yang menyerupai pasukan sedang melakukan aktivitas baris berbaris.
Kendati suasana mistik sangat nampak jika berada di dalam benteng ini, namun sejumlah pengunjung mengaku tetap menyukai benteng ini. Mereka umumnya datang berkunjung sekedar untuk melepas penat bersama keluarga dan selebihnya datang untuk menyaksikan sejumlah bangunan kuno ini.
Berlama-lama di tempat ini sambil memperhatikan setiap sudutnya memberikan kesan tersendiri bagi pengunjung. Bukan lagi musuh yang akan dilihat dengan berada di tempat bersejarah ini, melainkan perasaan lepas dan perjalanan kilas balik pada tempo doeloe.
Benteng Balangnipa yang terletak di Kelurahan Balangnipa, Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan masih kokoh berdiri tegak dan telah menjadi obyek daya tarik wisata dengan keindahan taman, spesies burung seriti yang ribuan mengelilinginya serta dijadikannya sarana pertunjukan hiburan bagi masyarakat dengan seni, budaya dan penelitian.
Simpulan
Benteng ini merupakan salah satu saksi sejarah penyerangan kolonial Belanda di Indonesia. Oleh karena itu kita harus melestarikan potensi wisata ini agar tidak rusak
Saran
Jika ingin mengunjungi tempat wisata bersejarah ini. Kita harus menempuh jarak sejauh ±30km dari Sinjai Selatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar